Pages

WELCOME

SUGENG RAWUH TENG MY BLOG

Senin, 01 Juni 2015

Review Jurnal

Review Jurnal Psikologi Kepribadian


REVIEW JURNAL
Judul Jurnal                     : Residential Mobility, Well-Being, and Mortality                        “Mobilitas Perumahan, Kesejahteraan dan Kematian”
Peneliti                              : Shigehiri Oishi  (University of Virginia) dan Ulrich  Shimmack (University of Toronto Mississauga)
Volume/Nomor                : Vol.98/No. 6/Hal. 980-994
Tahun                               : 2010
Latar Belakang                :
Mobilitas perumahan telah menjadi salah satu karakteristik dalam mendefinisikan jiwa khas bangsa Amerika sejak awalnya. Banyak orang Amerika pindah ke kota lain untuk mencari pendidikan yang lebih baik, pekerjaan, gaya hidup, dan hak asasi mereka, serta kebahagiaan.
Dalam penelitian ini, peneliti memeriksa hubungan antara mobilitas perumahan masa kanak-kanak dan penilaian subjektif kesejahteraan dimasa dewasa (misalnya, kepuasan hidup, pengaruh positif) serta kematian.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa

Artikel



Leo Messi, 20 gol dalam 23 final


Sang pemain asal Argentina ini telah mencetak gol di dua final Liga Champions yang ia mainkan dan di Berlin mencari jalan untuk memperbanyak catatanya
Leo Messi menjadi penentu di final Copa del Rey dengan 2 gol nua / MIGUEL RUIZ - FCB

Dikatakan para pemain besar adalah mereka yang muncul di kompetisi besar. Dan Leo Messi, sebagai figur besar di sejarah persepakbolaan dunia, membuktikannya dengan peningkatan tiap tahunnya. Pemain asal Argentina ini menjadi penentu di final Copa del Rey pada hari sabtu lalu di Camp Nou dengan dua gol. Yang pertama di babak pertama dan yang satu lagi di babak kedua.
Hingga saat ini, sang bintang Barça ini telah memainkan 23 final dengan jersey

Review Film

Sejak dikeluarkannya film bergenre action ini ditahun 2001 hampir dapat dikatakan tidak pernah membosankan dan bisa juga dikatakan sebuah film yang sangat populer diseluruh negara dengan tema balap yang menampilkan kemewahan dan kecanggihan teknologi balap. Dengan berbagai keahlian dari masing-masing aktor maupun aktris ditambah dengan aksi Stunt Man mampu menambah ketegangan para penontonnya.
Disetiapnya filmnya mereka selalu menampilkan sebuah alur cerita yang sangat menarik dan tentunya berkutik dalam hal kecepatan, teknologi serta sebuah perkumpulan geng pencinta balap jalanan seperti di sekuel pertamanya pada tahun 2001 dengan judul The Fast and The Furious film yang disutradarai oleh Rob Cohen berkisahkan tentang awal mulanya seorang agen FBI menyelidiki tentang kasus pembajakan mobil truk pengangkut barang-barang berharga yang dilakukan oleh sebuah geng mobil Trio Civic yang beranggotakan Dominic Toretto (Vin Diesel), Letty Ortiz (Michelle Rodriguez), Vince (Matt Schulze), dkk.
Di sekuel pertama ini mendapatkan klimaksnya ketika sang aktor Brian O’Conner (Paul Walker) merasa bimbang karena disatu sisi dia harus mengungkap kasus kejahatan yang dilakukan oleh Dom namun disisi lain dia juga jatuh cinta terhadap Mia Toretto (Jordana Brewster) yang merupakan adik perempuan dari Dom.
Ditahun 2003 mereka kembali mengeluarkan sekuel terbarunya yang terbilang masih lanjutan dari cerita pertama. Masih dengan aktor utamanya Brian O’Conner (Paul Walker) namun disekuel kedua ini muncul seorang aktor baru Roman Pearce (Tyrese Gibson) yang merupakan seorang teman lama Brian dan juga seorang mantan narapidana dengan misi untuk menangkap seorang kartel narkoba asal Argentina, Carter Verone (Cole Hauser). Namun film kedua kali di sutradarai oleh John Singleton.
Dalam aksinya Brian dan Roman Pearce turut juga terlibat banyak mobil-mobil modifikasi yang keren dengan konsep balap serta menunjukan ke glamoran dengan berbagai aksi pesta para penggila mobil balap tentunya dengan munculnya gadis-gadis seksi dengan pakaian bikini.
Berbeda dengan dua sekuel sebelumnya, kali ini Fast Furious dikemas dengan tidak hanya menampilkan mobil balap yang super mewah dan juga misi yang rumit. Disekuel ketiga yang berjudul The Fast and The Furious : Tokyo Drift ini juga menampilkan kemampuan Drifting dalam berkendara dengan cepat hanya saja disekuel ini hampir seluruh pemain sebelumnya terutama aktor jagoannya yang digantikan oleh Sean Boswell (Lucas Black). Berlatar tempat di Jepang, sekuel ini dirilis juga dengan judul Wild Speed X3 Tokyo Drift di negara itu (Jepang). Dan disekuel ketiga ini merupakan awal karir Justine Lin sebagai sutradara Fast and Furious hingga sekuel ke-6 yang baru saja diluncurkan di bulan mei 2013 lalu.
Disekuel ke-6 bisa dibilang kelanjutan yang sangat erat dari tiga sekuel terakhir yang dimana Justin Lin mempersatukan semua aktor yang pernah berperan disekuel pertama hingga kelima dengan aktor utama yang dipercayakan kepada Bria O’Conner (Paul Walker) dan juga Vin Diesel serta dengan semua gengnya. Begitu juga dengan jalan ceritanya yang berkaitan erat dengan sekuel ke empat dan tentunya juga yang kelima. Dimana sekuel ke empat bercerita tentang misi balas dendam Dominic (Vin Diesel) terhadap gembong narkoba yang dipimpin oleh Antonio Braga (John Ortiz) atas kematian kekasihnya Letty (Michelle Rodriguez) yang sempat ditinggal pergi oleh Dom karena dia telah menjadi buronan di Amerika.
Sekuel lanjutan yang kelima atau dikenal dengan Fast Five memulai kisahnya pada kehidupan Brian OConner (Paul Walker) dan Mia Toretto (Jordana Brewster) yang akhirnya hidup bersama dalam melarikan diri dari kampung halaman mereka di Amerika Serikat menuju Rio de Janeiro, Brazil, Disana mereka bersama teman satu komplotan mereka bernama Vince (Matt Schulze) yang lebih dulu menetap, bersamaan dengan itu Vince menawarkan sebuah kerjasama untuk ikut serta dalam rencana mencuri beberapa mobil milik pimpinan gangster yang paling ditakuti di Rio de Janeiro, Hernan Reyes (Joaquim de Almeida) namun tidak hanya itu mereka pun berencana untuk mengambil 100 juta dolar dari harta kekayaan Hernan Reyes yang tersimpan di kantor polisi.
Sebagai kejutan untuk Brian dan Mia, muncul pula Dominic dalam misi tersebut dan tidak hanya itu Dominic beserta Vince memanggil para teman-teman komplotannya untuk ikut serta dalam misi tersebut. Disekuel kelima ini bisa dibilang sebuah sekuel yang seru karena kali pertama Vin Diesel beradu akting dengan Luke Hobbs (Dwayne Johnson) atau biasa kita kenal dengan The Rock dalam sekuel olah raga berjudul WWF.
Didalam sekuel kelima ini, Luke Hobbs merupakan agen DSS AS ( U.S. Diplomatic Security Service) yang dikirim pemerintah untuk mengejar komplotan Dominic. Keseruan dari sekuel ini ketiga kelompok saling kejar mengejar satu sama lain yang pada akhirnya komplotan Dominic berhasil mengambil 100 juta dolar di dalam lemari baja besar dari kantor polisi korup komplotan Reyes dengan menggunakan mobil-mobil super yang memang menjadi inti dari film ini, sedangkan Luke Hobbs gagal menangkap komplotan dominic terutama mencegah aksi perampokan besar-besaran terhadap geng korup yang dipimpin oleh Reyes.
Hampir serupa dengan sekuel yang kelima dimana semua para pemain alias teman-teman komplotan Dominic bergabung bersama kembali didalam laga sekuel keenam yang baru-baru ini di rilis dan ditayangkan pada bulan Mei lalu. Di sekuel keenam ini merupakan gabungan dari sekuel keempat dan kelima yang mana disekuel keenam ini dominic dan teman-teman dapat hidup tentram berkat hasil harta rampokan yang didapat dari sekuel kelima meski dalam status buron. Bersama Mia, Brian baru saja memiliki seorang anak laki-laki, sedang Giselle dan Han tinggal bersama di Hongkong, Roman serta Tej hidup dalam kemewahan seperti yang mereka impikan, namun Dominic hidup bersama Elena karena Letty dikabarkan telah tewas di dalam sekuel keempat.
Disekuel keenam ini bercerita tentang ulah segerombolan pembunuh bayaran profesional yang dipimpinoleh agen spesial Amerika bernama Owen Shaw (Evans) yang menyerang konvoi militer Rusia. Dalam hal ini Hobbs meminta bantuan kepada Dominic untuk menangkapnya dengan imbalan pemutihan atas status buron Dominic dan teman-temannya. Awalnya Dom menolak akan kerjasama ini dengan Hoobs namun didalam kejahatan Owen Shaw ternyata melibatkan Letty kekasih Dom yang dikabarkan telah tewas di sekuel keempat. Pada kenyataannya Letty masih selamat dan ditolong oleh Shaw namun mengalami lupa ingatan yang akhirnya dimanfaatkan oleh Shaw untuk melakukan tindak kejahatan.
Dominic pun hampir tidak percaya bila kekasihnya masih hidup hingga Hobbs menunjukan foto Letty dan berani menjamin pemutihan atas diri dom beserta teman-temannya. Rasa penasaran dan juga cinta Dom kepada Letty yang beranikan diri tuk ikut serta dalam misi tersebut dan secepat mungkin mereka menghubungi semua teman-temannya.
Bersama tim yang dipimpin Dominic dan juga arahan dari Hobbs yang menjelaskan tentang target sasaran dari misi mereka maka beradu taktik dan strategi pun dimulai untuk mencegah musuh mereka dalam beraksi untuk menghancurkan pangkalan militer NATO di Spanyol dan mencuri cip komputer dari konvoi militer dengan menggunakan persenjataan yang canggih dan tentunya juga dengan menggunakan mobil super cepat. Saling kejar mengejar pun terjadi hingga akhirnya mempertemukan meyakinkan kembali

Review Novel

Review Novel 5cm


don’t judge the book by its cover
 Pertama kali saya melihat novel 5cm adalah pada tahun 2006, waktu itu sih belum jadi bestseller. Melihat cover polos bewarna hitam doff bertuliskan 5cm, saya kira ini novel bertemakan crime-psychology, namun setelah saya baca ringkasannya ternyata novel ini berceritakan petualangan naik gunung. Kemudian secara acak saya baca beberapa halamannya dan menemukan lirik-lirik lagu yang saya sukai. Jadi kesan pertama saya atas novel 5cm lumayan bagus, karena selain saya juga suka hiking, referensi lagu-lagu di 5cm juga cocok dengan saya.
Kesan yang berbeda saya dapatkan di tahun 2007, ketika salah seorang teman kampus yang sedang menyelesaikan skripsi merekomendasikan 5cm. Katanya novel ini menginspirasi dan memotivasi mahasiswa tingkat akhir dalam mengerjakan skripsi, saking termotivasinya, teman saya ini seringkali mengutip kata-kata mutiara dari 5cm. Namun sayangnya, insting membaca saya otomatis mengasosiasikan istilah ‘inspirasi & motivasi’ dengan hal yang membosankan, sehingga
aksi promosi teman saya ini menjadi peringatan bagi saya untuk tidak membaca novel 5cm.
Agustus 2013, setelah novel 5cm sudah menjadi penghuni tetap rak bestseller di Gramedia dan juga telah diadaptasi ke layar lebar, akhirnya saya baca juga novel ini. Jadi pertanyaanya, apakah kesan pertama saya benar, bahwa novel ini bagus atau kesan kedua-lah yang benar, bahwa 5cm membosankan? Jawabannya setelah sinopsis berikut ini.
Sinopsis:
Alkisah ada 1 geng pertemanan yang bosen nongkrong, kemudian mereka mendaki Mahameru untuk menghadiri upacara bendera 17 Agustus-an, selepas dari pendakian itu mereka jadi lebih terinspirasi dan termotivasi . (udah itu aja, sekian, titik, full stop, zip it)
Jawabanya adalah… novel 5cm membosankan, tapi menulis bad reviews itu menyenangkan lho, jadi seperti kata pepatah berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian – bersakit-sakit membaca 5cm telebih dahulu, bersenang-senang menghujat 5cm dalam review kemudian. Maka berikut
review rants terpanjang yang pernah saya tulis.
Masalah pertama saya dalam membaca 5cm adalah banyak sekali typo yang membuat saya bertanya-tanya editor 5cm ini kerjanya apa saja. Membaca 5cm seperti membaca  draft novel yang setengah jadi dan belum diperiksa oleh editor. Tapi mungkin setelah menjadi bestseller dan dicetak ulang, masalah typo ini sekarang sudah diperbaiki.
Masalah kedua adalah soal plot cerita, setelah membaca sepertiga buku dan mengetahui bahwa tokoh-tokoh utama di 5cm akan mendaki Mahameru, saya seakan diberikan janji bahwa kisah pendakian tersebut akan dilalui dengan konflik yang intens dengan cerita petualangan yang seru, atau sejelek-jeleknya konflik soal romansa juga gak apa-apa lah ketimbang gak ada konflik sama sekali.
Janji tinggal janji bulan madu hanya mimpi, karena yang terjadi adalah walaupun tokoh-tokoh ini mayoritas awam dalam hal mendaki gunung, pendakian mereka ke puncak Mahameru berjalan lancar-lancar saja, satu-satunya titik cerita yang paling intens dalam novel ini palingan ketika salah satu tokoh ketimpa batu, itupun hanya diceritakan dalam beberapa paragraf, dan tau-tau sudah time-skip terus tiba-tiba tokoh-tokoh utama udah berkeluarga dan punya anak. Selesai membaca 5cm, saya jadi bengong ‘ini novel kok plot ceritanya kayak teletubies, gak ada antagonis, gak ada konflik, damai gemah ripah loh jinawi’, saya serasa sudah kena troll tingkat tinggi dari Donny Dirghantoro, sang penulis 5cm.
Masalah ketiga adalah gaya penceritaan. Mendeskripsikan sesuatu secara eksplisit, visual, detail serta puitis sih boleh-boleh saja asal jangan berlebihan. Menurut saya 5cm sudah overdosis dalam pendeskripsian eksplisit dan puitis ini, sampai rasanya novel 5cm lebih mirip seperti kumpulan puisi tentang naik kereta api dan mendaki gunung. Mungkin, sang penulis sudah mendatangi sendiri semua tempat yang dituliskan dalam novel, dan dia sangat excited untuk berbagi dengan para pembacanya.
Selain diterapkan pada setting tempat, gaya deskripsi eksplisit-visual juga diterapkan terhadap tokoh-tokoh utama, terlebih pada 3 tokoh wanita utama yang diceritakan mirip Andrea the Corrs, Kate Winslet & Julia Roberts. Seakan-akan  Donny Dirghantoro ingin berbagai fantasi pribadinya dengan para pembaca tentang tiga artis cantik tersebut. Jujur, dalam hal ini saya tidak keberatan, bahkan kalau Donny Dirghantoro ingin menyaingi Fredy S atau Enny Arrow dalam membuat novel semacam 50 Shades of Grey, ada kemungkinan saya akan membeli novel tersebut.
Masalah nomer empat adalah referensi musik, film dan filosofi. Pada bab-bab awal, saya tidak bermasalah dengan adanya kutipan lirik lagu karena saya juga menyukai kebanyakan lagu-lagu yang dikutip oleh sang penulis. Tapi ya kira-kira atuh inikan novel fiksi bukan majalah musik macam MDS atau gitar plus yg isinya lirik lagu semua, gak usah tiap 2 halaman sekali dikasih lirik lagu.
Tentang film, alih-alih mengantarkan ide dari film dan filosofi, Sang penulis mungkin akan terlihat snob bagi para pembaca yang tidak familiar dengan film yang direferensikannya. Sementara soal ide-ide filosofi yang dicoba untuk disampaikan melalui tokoh-tokoh utama, terasa tidak memiliki keterkaitan dengan cerita dari 5cm itu sendiri. Mungkin sang penulis berniat meniru novel Dunia Sophie dalam hal mensisipkan ide-ide filosofi, akan tetapi kesan yang saya dapat Donny Dirghantoro seakan hanya pamer wawasan musik, film dan filosofi saja.

Sabtu, 23 Mei 2015

Manchester United

Louis van Gaal kembali mengatakan kalau Manchester United memerlukan holding midfielder sebagai pelapis Michael Carrick.
"No. 6 adalah salah satu peran utama,"
"Kami telah melihat musim ini, dengan Michael Carrick, bahwa dia telah menghabiskan banyak waktu dengan cedera."
"Saya tidak punya pemain kaki kanan lain yang bisa bermain di sana jadi saya harus memainkan Herrera di sana. Dia